Dan dia masih menunggu
suaminya dalam gelap,
Sengaja tak ia
ambil roti diatas meja supaya ia tetap
lapar; tetap terjaga
Ia hanya ditemani
sebatang lilin yang disulutnya dengan api seperempat jam yang lalu
Hatinya gundah;
was-was; takut
Lilin ini harapannya,
satu-satunya harapan!
Agar suaminya cepat
pulang, membawa sekantong besar uang
Setengah jam berlalu,
suaminya tak kunjung pulang
Bibirnya merapal
mantera, lengannya menggenggam secuil kain hitam
Astaga. Lilin itu
hampir padam! Apinya bergoyang tak tentu arah!
Dia panik, segera ia
jaga api itu demi suaminya
Namun terlambat, api
dalam lilin padam; ruangan gelap gulita
Detik berikutnya
perempuan itu terisak,
Suaminya tengah
telanjang sekarang, diantara lingkaran obor manusia
Kecil harapan suaminya
akan pulang
0 komentar:
Posting Komentar