Masih didalam sebuah
ruang yang suci,
Kau tertunduk diantara
mereka yang duduk mengelilingimu,
Wajahmu yang manis kau
sembunyikan,
Dalam keheningan yang
kau ciptakan sendiri.
Sebuah suara
memanggilmu diiringi tepukan hangat di bahu,
Kau mendongak,
mendapatinya tersenyum padamu.
Hangat, namun tak
membuat dinginmu lenyap.
Kembali kau menunduk,
menghitung detik.
Ini sudah saatnya,
pikirmu dalam diam.
Karena kau telah
dewasa,
karena kau telah
mengerti
Bahwa dia tak harus
kesepian di usia senjanya,
Suara tadi kembali
terucap, menggema dan sedikit menggetar.
Mengucap sebuah kalimat
panjang yang berarti sebuah janji,
Dia yang bersanding
dengan seorang wanita asing,
Dengan pakaian yang
bercorak sama dan juga melati yang teruntai di lehernya,
Kau yang menunduk,
lebih tak bisa mengangkat kepalamu.
Bibir merahmu terkatup
rapat,
Ketika sebuah cincin
permata disematkan di jari wanita asing tadi,
Dia, Ibu barumu.
0 komentar:
Posting Komentar